MAU DUIT?!!!

Jumat, 23 Maret 2012

hadis maudu'



HADIST MAUDHU’



Tugas makalah Ilmu Hadist
Makalah dipresentasikan dalam diskusi kelas
Dengan Dosen Pembimbing: Drs. H.M. Zaki








Oleh:
Zaina Fiska                        :0821010005
Nurul Mukarromah           :0821010007
Niki Riyanti                       :0821010009






JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2009


KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Puji syukurkita panjatkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha esa yang mana rahmat-Nya kami semua bisa mengerjakan tugas ini dengan baik, walaupun di dalamnya masih terdapat kasalahan atau kekeliruan, karena kami sadar tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
            Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi kita Muhammad SAW. Yang mana telah membawa kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yakni Ad-Din Al-Islam.
            Tak lupa kami ucapakan banyak terimakasih kepada bapak Drs, H. M. Zaki yang telah memberikan kesempatan kepada kami semua untuk mengerjakan tugas makalah ini.
            Dan juga kami ucapkan terimakasih pula kepada teman-teman dan juga yang telah ikut membantu kami dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini. Akhirnya kami berharap agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya, dan bagi pemakalah sendiri khususnya. Aminnn…




B. Lampung, 10 Mei 2009


               penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
A.     Latar Belakang Masalah………………………………………………….
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….
A.     Pengertian hadist Maudhu’……………………………………………….
B.     Latar belakang munculnya Hadist Maudhu’…………………………….
C.     Kaidah-kaidah Untuk Mengetahui Hadist………………………………….
D.     Sifat-sifat yang menyebabkan seorang perawi lemah ………………………
E.       Pemberantasan Hadist Palsu dan Media Terpenting
untuk Memberantasnya………………………………………………………….
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….....
Kesimpulan…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………















BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Karena banyaknya hadist-hadist palsu yang ada sejak zaman rosulullah masih hidup hingga sekarang, maka kita sebagai muslim yang baik kita wajib mengetahuinya dan tidak membiarkannya terus merajalela di kalangan kita dan juga yang lain. Berjalan dari hal tersebutlah disini kita akan membahas tentang hadist-hadist maudhu’ tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Untuk mencegah agar pembahasan tidak rancu, pemakalah memberi batasan masalah sebagai berikut:
1) Apa Pengertian Hadist Maudhu’?
2) Apa Latar Belakang Munculnya Hadist Maudhu’?
3). Bagaimana Kaidah-Kaidah Untuk Mengetahui Hadist?
4) Apa saja Sifat-sifat yang menyebabkan seorang perawi lemah ?
5)Bagaimana cara Pemberantasan Hadist Palsu dan Media Terpenting untuk Memberantasnya?













BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadist Maudhu’
            Al-maudhu’ adalah isim maf’ul dari :
Yang menurut bahasa artinya                         (meletakkan atau menyimpan),                                                                                                                                
(mengadakan atau membuat-buat), dan                                            (ditinggalkan ).
            Sedangkan pengertian hadist maudhu’ menurut istilah ahli hadist adalah:


“ hadist yang disandarkan kepada Rosulullah SAW secara di buat-buat dan dusta, padahal beliau tidak mengtaakn dan tidak memmperbuatnya. Sebagian mereka mengatakan bahwa yang dimaksud hadist maudhu’ adalah hadist yang dibuat-buat.”
Sebagian ulama’ mendefinisikan sebagai berikut:


“ hadist yang diciptakan dan dibuat oleh seseorang (pendusta) yang dinisbatkan kepada Rosullullah secara paksa dan dusta, baik sengaja maupun tidak”.
            Para ulama’ berbeda pendapat tentang kapan mulai terjadinya pemalsuan hadist. Diantaranya:
1). Menurut Ahmad Amin bahwa hadist maudhu terjadi sejak masa Rosulullah SAW masih hidup. Sepeti pada sabda Rosulullah SAW:

2) shalah Ad-Din Ad-Dabi mengatakan bahawa pemalsuan hadist berkenaan dengan masalah keduniawian yang telah terjadi pada masa Rosulullah. Alas an yang dikemukakan adlah hadist riwayat At-Tahawi dan al-Tabrani, namun kedua hadist tersebut sanadnya lemah (dhaif), dan tida dapat dijadikan dalil.
3) Menurut jumhur al-Muhadisin pemalsuan hadist terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, karena pada masa   itu terjadi perpecahan politik antara golngan Ali dan golongan Muawiyah.

B. Latar Belakang Munculnya Hadist Maudhu’
    1. Pertentangan Politik
        Perpecahan umat Islam akibat pernyataan politik yang terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib sangat besar berpengaruh terhadap pemunculan hadist-hadist palsu. Akibat perpecahan politik ini , golongan syi’ah membuat hadist palsu. Golongan inilah yang pertama kali membuat hadist palsu.
Contoh hadist palsu yang dibuat oleh golongan syi’ah antara lain  :


Golongan Muawiyah juga membuat hadist palsu, diantaranya adalah:


Sedangkan golongan Khawarij tidak pernah membuat hadist palsu.

  1. Usaha Kaum Zindiq
Kakkum Zindiq adalah golongan yang membenci Islam, baik sebagai agama maupun sebagai sebagai dasar pemerintahan. Mereka merasa tidak mungkin dapat                                                                   melampiaskan  kebencian melalui  konfrontasi dan pemalsuan Al-Qur’an, sehingga memnggunakan cara yang paling tepat dan memungkinkan, aitu melakuakan pemalsuan hadist , dengan tujuan menghancurkan agama Islam dari dalam. Hammad bin Zaid mengatakan, “ hadist yang dibuat kaum zindiq ini berjumlah 12.000 hadist. Contoh hadist yang dibuat oleh kaum zindiq dalah diantaranya:

3. Sikap Fanatik Buta Terhadap Bangsa, Suku, Bahasa, Negeri dan Pimpinan            
           Salah satu tujuan membuat hadist palsu adalah adanya sifat ego dan fanatik buta serta ingin menonjolkan seseorang, bangsa, kelompok, dan sebagainya.
Sebagai  contoh, golongan yang fanatic menentang Imam Syafi’I membuat hadist palsu, seperti “ di kemudian hari akan seorang umatku Muhammad bin Iddris, ia akan ebih menimbuklan madharat kepada  umatku daripada iblis”

  1. mempengaruhi kaum awam dengan Kisah dan Nasihat
Kelompok yang memlakukan hadist ini bertujuan untuk memperoleh simpati dari pendengarnya sehingga mereka kagum mmelihat kemampuannya. Sebagai conth bisa dilihat pada hadist :




  1. Perselisihan dalam Fiqih dan Ilmu Kalam
Munculnya hadist-hadist palsu dalam masalah fiqh dan ilmu kalam ini berasal dari para pengikut madzhab. Mereka melakukan pemalsuan hadist karena didorong sifat fanatic dan ingin menguatkan madzhabnya masing-masing.
Diantara hadist-hdist palsu, adalah:
“ siapa yang mengangkat kedua tangannya dalam shalat, maka shalatnya tidak sah.”

  1. Membangkitkan Gairah beribadah, Tanpa Mengerti Apa yang Dilakukan
Seperti Ghulam Al-Khalil (dikenal ahli zuhud) memmbuat hadist tentang keutamaan wirid dengan maksud memperhalus qalbu manusia.
  1. Menjilat Penguasa
Giyas Bin Ibrahim merupakan tokoh yang banyak ditulis dalam kitab hadist sebagai pemalsu hadist tentang perlombaan. Matan yang asli sbda Rosulullah SAW berbunyi:

Kemudian Giyas menambah kata                 dalam akhir hadist agar diberi hadiah atau mendapat simpatik dari khalifah Al-Mahdi.

            Beberapa motif pembuatan hadist palsu diatas, dapat dikelompokkan menjadi:
Ø      Ada yang sengaja
Ø      Ada yang tidak sengaja merusak agama
Ø      Ada yang karena merasa yakin bahwa membuat hadist palsu diperbolehkan
Ø      Ada yang karena tidak tahu gila dirinya membuat hadist palsu.
Tujuan mereka membuat hadist ada yangn bersifat negative dan ada pula yang mempunyai nilai positif. Apapun alasan mereka, perlu ditegaskan bahwa membuat hadist palsu merupakan perbuatan tercela dan menyesatkan, karena hal ini sangat bertentangan dengan sabda Rosulullah SAW;

C. Kaidah-Kaidah Untuk Mengetahui Hadist
1) Ciri-ciri hadist maudhu’ pada rawinya:
(a) Atas dasar pengakuan para pembuat hadist palsu, sebagaimana pengakuan Abu ‘Ishmah Nuh bin Abu Maryam dan Maisarah bin ‘Abdi Rabbih.
(b) tidak  sesuai dengan fakta sejarah, seperti yang terjadi pada Al-Ma’mun bin Ahmad yang menyatakan bahwa al-Hasan menerima hadist dari Abu Hurairah  sehubungan dengan adanya perbedaan pendapat dalam masalah ini. Ia secara spontan menyebutkan  untaian sanad yang sammpai kepada Rosulullah SAW.
(c) Ada gejala-gejala rawi bahwa ia berdusta dengan hadist yang bersangkutan. Seperti yang terjadi pada Ghiyats bin Ibrahim dalam kisah yang telah lalu.
2) Ciri-ciri hadist Maudhu’ pada matan
(a) Kerancuan redaksi atau makna hadist, sebagaimana ditegaskan oleh Ibn al-Shalah. Al-Haifizh ibn Hajar menambahkan:” kerancuan itu berkisar pada makna hadist, kkarena agama Islam ini dengnan berbagai aspeknya amat indah, sedangkan kerancuan itu bersumber  dari kehinaan dan kekurangan ….. adapun kerancuan pada redaksi saja tidak dapat dijadikan sebagai tanda kepalsuan hadist, karena boleh jadi rawinya meriwayatkan hadist yang bersangkutanm dengan maknanya saja, sehingga ia membuat redaksi sendiri dan tlidak fasih”.
Imam al-Biqa’I berkata,” diantara penyabab timbulnya kerancuan makna ialah adana ancaman berlebihan bagi suatu perbuatan baik yang kecil. Dn hadist ini   banyak sekali terdapat pada hadist-hadist yang diucapkan oleh pera juru cerita”.
(b) setelah diadakan penelitian terhadap suatu hadist ternyata menurut ahli hadist tidak terdapat dalam hafalan para rawi dan tidak terdapat kitab-kitab hadist. Diantar hadist yang mereka contohkan:


“ sesungguhnya Allah telah mengambil janji kepada setiap orang mukmin untu membenci setiap orang munafiq, dan kepada setiap orang munafiq untuk membenci orang mukmin”
(c) hadistnya menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, sperti menyalahi akal dan tidak dapat dita’wil atau mengandung  hal-hal yang ditolak oleh perasaan kejadian empiris, dan fakta sejarah.
Diantara contohnya adalah:

“ bunga mawar itu diciptakan dari keringatku”  
(d) hadistnya bertentangan dengan petunjuk Al-Qur’an yang pasti, sunnah angn mutawatir , atau ijma’ yang pasti dan tidak dapat dikompromikan.
Contoh hadist tentang usia dunia:

sesungguhnya batas usia dunia itu 7000 tahun, dan kita berada pada seribu tahun yang terakhir”
(e) matannya memnyebutkan janji yang sangat besar atas perbuatan yang kecil dan ancaman ang sangat besar atas perkara kecil. Seperti hadist yang menyatakan bahwa anak hasil perzinahan tidak akan masu surga hingga tujuh turunan. Ini menyalahi al-Qur’an surat al-An’am, ayat 164 yang menyatakan bahwa tidalah seseorang (yang bersalah) memikul dosa lain.

D. Sifat-sifat yang menyebabkan seorang perawi lemah
            Sifat-sifat yang menyebabkan perawi lemah atau dianggap lemah ataupun tercela atau cacat, adalah:
1)      Adanya pemalsuan
2)      Tuduhan /memalsu
3)      Berdusta/dituduh berdusta
4)      Dituduh / sering keliru
5)      Dituduh atau sering lalai/lupa/ sering  menyamar
6)      karena fasiq
7)      tidak kuat hafalannya
8)      tidak dienal orangnya atau sifatnya
9)      Tersembunyi / tidak dijelaskan namanya
10)  Berubah fikirannya / atau rusak hafalannya
11)  Karena melakukan bid’ah
12)  Berlawanan dengan hadist / rawi yang lebih kuat daripadanya.

E. Pemberantasan Hadist Palsu dan Media Terpenting untuk Memberantasnya
            Untuk memerangi pemalsuan hadist dan menghindarkan bahaya para pemalsu, para ulama’ menggunakan meetode ynag cukup unik, yakni:
1)      Meneliti karakteristik para rawi dengan mengamati tingkah laku dan riwayat mereka, sehingga mereka rela meninggalkan keluarga dan tanah airnya.
2)      Memberi peringatan keras kepada para pendusta mengungkap-ungkap kejelekan mereka, mengumumkan kedustaan mereka kepada para pemuka masyarakat.
3)      Pencarian sanad hadist, sehingga mereka tidak menerima hadist yang tidak bersanad , bahkan hadist yang demikian mereka anggap sebagai hadist yang batil. Sedangkan hadist-hadist yang bersanad masih diteliti sanad dan matannya berdasarkan kreteria penerimaan hadist dan kaidah-kaidah yang berlaku baginya.
4)      Menguji kebenaran hadist dengan membandingkannya dengan riwayat yang melalui jalur lain dan hadist-hadist yang telah diakui keberadannya.
5)      Menetapkan pedoman-pedoman untuk meengungkap hadist-hadist maudhu’
6)      Menyusun kitab himpunan  hadist-hadist maudhu’ unutuk memberi penerangan dan peringatan   kepada masyarakat tentang keberadaan hadist-hadist tersebut.







BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
n      Hadist maudhu adalah hadist yang disandarkan kepada Rosulullah SAW secara di buat-buat dan dusta, padahal beliau tidak mengtaakn dan tidak memmperbuatnya. Sebagian mereka mengatakan bahwa yang dimaksud hadist maudhu’ adalah hadist yang dibuat-buat.
--    Latar Belakang Munculnya Hadist Maudhu’
1. Pertentangan Politik
2 Usaha Kaum Zindiq
3. Sikap Fanatik Buta Terhadap Bangsa, Suku, Bahasa, Negeri dan Pimpinan           
4        mempengaruhi kaum awam dengan Kisah dan Nasihat
5        Perselisihan dalam Fiqih dan Ilmu Kalam
6        Membangkitkan Gairah beribadah, Tanpa Mengerti Apa yang Dilakukan
7        Menjilat Penguasa

--    Kaidah-Kaidah Untuk Mengetahui Hadist
 (a) Atas dasar pengakuan para pembuat hadist palsu,
(b) tidak  sesuai dengan fakta sejarah
(c) Ada gejala-gejala rawi bahwa ia berdusta dengan hadist yang bersangkutan
(d) Kerancuan redaksi atau makna hadist
(e) menurut ahli hadist tidak terdapat dalam hafalan para rawi dan tidak terdapat kitab-kitab hadist.
(f) hadistnya menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
(g) hadistnya bertentangan dengan petunjuk Al-Qur’an yang pasti
(h) matannya memnyebutkan janji yang sangat besar atas perbuatan yang kecil dan ancaman yang sangat besar atas perkara kecil.

- Sifat-sifat yang menyebabkan seorang perawi lemah
n      Adanya pemalsuan
n      Tuduhan /memalsu
n      Berdusta/dituduh berdusta
n      Dituduh / sering keliru
n      Dituduh atau sering lalai/lupa/ sering  menyamar
n      karena fasiq
n      tidak kuat hafalannya
n      tidak dienal orangnya atau sifatnya
n      Tersembunyi / tidak dijelaskan namanya
n      Berubah fikirannya / atau rusak hafalannya
n      Karena melakukan bid’ah
n      Berlawanan dengan hadist / rawi yang lebih kuat daripadanya.

-- Pemberantasan Hadist Palsu dan Media Terpenting untuk Memberantasnya
1)   Meneliti karakteristik para rawi dengan mengamati tingkah laku dan riwayat mereka,
2) Memberi peringatan keras kepada para pendusta mengungkap-ungkap kejelekan mereka,
3)  Pencarian sanad hadist, sehingga mereka tidak menerima hadist yang tidak bersanad
4) Menguji kebenaran hadist dengan membandingkannya dengan riwayat yang melalui jalur lain dan hadist-hadist yang telah diakui keberadannya.
5)  Menetapkan pedoman-pedoman untuk meengungkap hadist-hadist maudhu’
6) Menyusun kitab himpunan  hadist-hadist maudhu’ unutuk memberi penerangan dan peringatan   kepada masyarakat tentang keberadaan hadist-hadist tersebut














                    
DAFTAR PUSTAKA

H. Mahmud Aziz & Mahmud Yunus. 1984. Ilmu Mushthalah Al-Hadist. Jakarta:Hidakarya agung
Mohammad Anwar. 1981. Ilmu Mushthalah Hadist. Surabaya:Al-Ikhlas
Mujiyo. 1997. ‘Ulum Al-Hadist. Bandung: Remaja Rosda Karya
h. Mudasir. 1999. Ilmu Hadist. Bandung: Pustaka Setia

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis

banner a href="http://www.justbeenpaid.com/?r=XHhV4Ln94t"> banner