MAU DUIT?!!!

Kamis, 22 Maret 2012

HADIST DHO'IF

Tugas Makalah

Hadits Dha’if
            Dipresentasikan Dalam Diskusi Kelas

Di
S
U
S
U
N

       Oleh


                        NAMA                        : 1 ) REFKI ( 0821.010011 )
                                                              2 ) M. FIRDAUS ( 0821.01001 )
                                                              3 ) ASEP SAEFUDIN ( 0821.01008 )
                        FAK/JUR                   :  SYARIAH/AS
                        MATA KULIYAH     :  ULUMUL HADITS
                        DOSEN                      : Drs. H.M. ZAKI

                       

                  


           




  FAKULTAS SYARI’AH
  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
                                BANDAR LAMPUNG
    2009/2010

KATA PENGANTAR


     Segala puji syukur selalu terucap atas segala nikmat yang telah di berikan Allah SWT kepada kita,yakni nikmat Iman,islam dan kesehatan sehingga kami sebagai pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik walaupun masih terdapat banyak kesalahan.
            sholawat serta salam semoga selalu tetap tercurahkan pada junjungan kita nabi besar Muhmmad SAW.pimpinan umat,nabi terahir yang di utus.untuk menyempurnakan ahklak manusia di dunia.dan menunjukan jalan yang terang benerang yakni Ad-Dien Al-Islam
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Drs H.M. Zaki, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengerjakan tugas ini.
Tak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih pada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu tugas mata kuliah ini.
akhirnya kami disini sebagai pemakalah mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penyusun terutama kepada pembaca pada umumnya.Amien.





Bandar lampung, 30 Mei 2009


                                                                        Pemakalah

                                                                                                                    


                                         
                               

pmakalahampung, 13 september 2008
mumnya.Amientp kan ah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………....1
            1 Latar Belakang Masalah …………………………………….....................1
            2 Rumusan Masalah ………………………………………………………...1
            3 Batasan Masalah…………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits Dha’if …………………………………………………2
B  Kriteria Hadits Dha’if ……………………………………………………...2
C. Macam-macam Hadits Dha’if……………………………………………..2
D. Kehujahan Hadits Dha’if………………………………………………….6




PENUTUP………………………………………………………………………..8 KESIMPULAN………………………………………………………………...…8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………9










BAB I

PENDAHULUAN



1. Latar Belakang Masalah
     Adapun yang melatar belakangi masalah pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits di dalam mata kuliah ini saya mencoba sedikit memaparkan tentang Hadits Dha’if yaitu Hadits yang tidak memiliki salah satu syarat atau lebih dari syarat-syarat Hadits Shahih dan Hadits Hasan, Dengan kaidah ini sesungguhnya suatu Hadits itu dianggap Dha’if selama belum dapat di buktikan keshahihan atau kehasanannya.
     Bila Hadits yang bersangkutan dinyatakan Dha’if, sebab dengan demikian akan menjadi jelas berat-ringannya kekurangan atau cacat yang di miliki Hadits itu.
    2. Rumusan Masalah
    Dapat kita lihat dari latar belakang masalah tadi penulis merumuskan permasalahan yang sesuai judul yaitu antara lain :pengertian,kriteria,macam-macam,dan kehujjahan hadits dha’if.


3. Batasan Masalah
    Dari rumusan masalah di atas kami selaku penulis hanya memfokuskan pembahasan tentang Hadits Dha’if.


HADIST DHA’IF


Pengertian hadist dha’if
            Yang dimaksud hadist dha’if  ialah hadist yang tidak memiliki salah satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadist shahih dan hadist-hadist hasan . [1]
            Hadist dhai’if  menurut bahasa berarti hadist yang lemah , yakni para ulama memiliki dugaan yang lemah tentang benarnya hadist itu berasal dari Rasulullah para ulasma memberi batasan bagi hadist dha’if .  Hadist dha’if adalah hadist yang memhimpun sifat-sifat hadist sahih, dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadist hasan.[2]  

Kriteria hadist dha’if
            Kriteria hadist dha’if yaitu hadist yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadist shahih dan hasan. Pada hadist dha’if terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk menetapkan hadist tersebut bukan berasal dari Rasulullah SAW.
  1. Rendahnya daya hafal Rawinya atau kesalahan yang dilakukan dalam meriwayat kan suatu hadist padahal ia jujur dan dapat di percaya.
2.   Sanadnya tidak bersambung [3]

Macam-Macam Hadist Dha’if
-         DILIHAT DARI SEGI ADANYA SANAD YANG GUGUR .
Macam hadist dha’if antara lain :
  1. Hadist mu’allaq : Hadist yang dibuang permulaan sanadnya (yakni rawi yang menyampaikan hadist kepada penulis kitab), baik seorang maupun lebih dengan berurutan meskipun sampai akhir sanad.
Contoh muallaq yang dhai’if ialah : Thawas berkata kepada mua’az bin jabal berkata kepada penduduk yaman:  

ائتو ني بحر ض ثياب خميص او لبيص فيالصدقة                                                                  
      Artinya : Berikanlah kepadaku harta benda , meskipun berupa pakaian pola segi empat atau yang sudah sering terpakai , untuk shadaqoh.
  1. Hadist Munqati: Setiap hadist yang tidak bersambung sanadnya, baik yang disandarkan kepada Nabi SAW , maupun disandarkan kepada yang lain. 
Contohnya : Hadist riwayat Abu Daud   

حدّ ثنا شحاع بن مخلد ثنا هشيم اخبرنا يونس بن عبيد عن الحسن انّ عمر جمع الناس علي عبي بن كعب يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت بهم الاّ فيالنصف الباق     

  Artinya : Meriwayatkan hadist kepada kami Syuja’ bin Maulad , Katanya : meriwayatkan hadist kepada kami Husyaim, katanya : meriwayatkan kepada kami Yunus bin Ubay bin Ka’ab , mana ia (Ubay) mengimami shalat mereka selama dua puluh hari dan ia tidak memimpin do’a – qunut kecuali pada separuh  (bulan ramadhan) yang kedua……
  1. Hadist Mu’dall : Hadist yang pada mata sanadnya gugur dua orang rawi atau lebih di satu tempat , baik pada awal sanad , tengah sanad, maupun diakhir sanad.
Contohnjya: Hadist riwayat malik dari mu’azd bin jabal ,katanya : Wasiat Rasulullah yang teraklhir kepadaku adalah ketika akau menginjakkan kaki di sadel kendaraan , yakni beliau berkata
حسّن خلقك للناس يا معاذ بن جبل
Artinya: baguskanlah akhlakmu kepada manusia , wahai Mua’azd bin Jabal .
  1. Hadist Mudallab : hadist yang mengandung kesamaran dan ketertutupan . hadist ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian pokok yasitu: 
1. Tadlis Isnad  : yang dibagi menjadi 4 (empat) macam
a). Tadlist isqat : bila sesorang meriwatrkan suatu hadist yang tidask didengarnya dari orang pernah bertemu dengannya dan pernah didengar hadistnya , lalu hadist tersebut dinisbatkan kepadanya untuk memberi kesan bahwa ia telah mendengar hadist itu darinya.
Contoh : hadist yang diriwayatkan oleh abu awwamah dari al-a’masy dari ibrahim al-taimi dari ayahnya dari abu Dzar bahwa Nabi SAW. Berkata:

فلان في النا ر ينادي : ياحنُان يامنُان
Artinya : si Fulan didalam neraka memanggil-manggil “ Ya Hannanu Ya Mannanu (wahai Zat yang Maha Pengasih, Wahai Zat Yang MAha Pemberi Anugrah)
b). Tadlis Taswiyah : seorang Mudallis meriwayatkan suatu hadist yang melalui Rawi dha’if yang terdapat diantara dua Rawi yang sifat salah satunya bertemu dengan yang lain , lalu rawi yang dha’if itu tidak di cantumkan dan diantara Rawi yang Syiqat itu ,kemudian di cantumkan sebuah ungkapan yang mengesanklan adanya proses penerimaan hadist antara dua orang itu tidak tegas.
Contohnya : Rawi Baqiyah bin Al-Walid Al-Himsi dan Al-Walid bin Al-Muslim Al- Dimasyqi.
c). Tadlis Qath : memisahkan persambungan adaturriwayah dengan nama Rawinya .
contohnya : Hadist yang diriwayatkan oleh Ali Bin Khasram

كنُ عندبن عبينة فقال : الزُهر ي : فقيل له : حدُثك قسكت ثمُ قال : الزُهري فقيل له سمعته منه؟ فقال, لم اسمعه منه ولا ممُن سمعه منه حدُثني عنج الرزاق عن معمر عن الزهري
Artinya : pernah ketika kami disamping Ibnu uwainah, maka ia berkata “Al-Zuhri” maka ditanyakan kepada nya” apakah al-Zuhri meriwayatkan hadist kepadamu?  “ maka ia diam , kemudian ia berkata,” Al-Zuhri, maka ditanyakan kepadanya,” apakah engkau mendengar hadist darinya?” maka ia berkata ,” saya tidak mendengar hadist itu dari Al-Zuhridan tiada dari orang yang mendengarnya darinya, melainkan meriwayatkan kepadaku Abdurrazaq dari Ma’mar dari Al-Zuhri.
d). Tadlis A’thaf : pernyatan seseorang rawi bvahwa ia telah menerima hadist dari seorang gurunya dengan menyertakan guru lain yang tidak ia dengar hadist tersebut darinya .
contoh : Al-Hakim berkata “ sejumlah Rawi meriwayatkan hadist kepada kami bahwa, sekelompok murid Husyaim pada suatu hari sepakat untuk tidak menerima hadist mudallas darinya , namun  , ia cukup cerdik untuk itu , maka pada suatu ketika ia meriwatkan hadist dengan mengatakan :
حدُ ثنا حصين ومغيرة عن ابرهيم
Artinya : meriwayatkan hadist kepada kami Husyain dan mughiroh dari Ibrohim
2. Tadlis Syuyukh : seorang meriwayatkan hadist dari yang didengarnya dari seorang guru lalu menyebutkannya dengan nama , gelar, nasab, atau sifatnya yang tidak dikenal dengan maksud agar tidak diketahui siapa ia sebenarnya. 
Contoh: Al-Hadsit bin Abi Usamah meriwatkan hadist dari Al-Hafizh Abu Bakar Abdullah Bin Muhamad Bin Ubaid  bin Sofyan yang lebih dikenal dengan nama ibnu Abi Al-Dunya .  
  1. Hadist Mursal : Hadist yang sanadkan kepada nabi oleh seorang Tabi’in dengan mengatakan “ Rasulullah SAW  berkata :....” baik ia Tabi’in besar maupun Tabi’in kecil.
Contoh : Hadist Riwayat Al-Syafi’i
اخبرنا سعيد عن بن جريح قا ل : اخرني حميد الاعرج عن مجاهد انّه قال كان النبي صلّي الله عيه وسلّم يظ هر من التلبية ... لبيّك اللهم ّلبّيك ....
  Artinya : menyampaikan hadist kepada kami sa’ad dari ibnu Juraiz , katanya: menyampaikan hadist kepadaku Humaid Al-A’rad dari Mujahid , ia berkata bhawa  Nabi Muhammad SAW mengeraskan bacaan Talbiyah “ Labbaikallahumma labaik” (aku memenuhi panggilan– Mu Ya Allah, aku memenuhi panggilan-MU)...
  1. Hadist Mursal Wahfi : Hadist yang diriwayatkan oleh seorang Rawi dari guru yang sezaman , namun ia tidak pernah mendengar hadistnya serta tidak pernah bertemu dengannya .
Contoh: Hadist yang diriwayatkan At-Thurmuji dalam kitab kitab Al-I’lal  Al-Kabir   

حدّثنا ابرهيم بم بن عيد الله الهروي نا هشيم انا يو نس بن عبيد عن نافع عن بن عمر قال : فال رسو ل الله مطل الغني ظلم واٍذ اُحلت علي ماليء فاتبعه ولا تبع بيعتين في بيعة
  
Aritnya: meriwayatkan hadist kepada kami Ibrahim bin Abdullah Al-Harawi , katanya meriwatkan : Meriwayatkan kepada kami Husyaim , katanya: meriwayatkan kepada kami Yunus  bin Ubaid dari Nafi dari ibnu Umar RA , katanya Rasulullah SAW , bersabda: penundaan pembayaran hutang oleh orang kaya itu suatu penganiayaan . apabila hutangnya dilimpahkan kepada orang kaya maka , turutilah , dan jangan kau menjual dengan tentuan penjualan dalam satu waktu[4]
-         DILIHAT DARI SEGI SELAIN DARI GUGURNYA SANAD
Macam-macam Hadist Dhai’if antara lain :
1.      Hadist Mudho’af : Hadist yang dinilai kuat oleh sebagian ulama , tetapi ulama lainnya mendhaifkannya , baik pada matannya atau sanadnya.
2.      Hadist Mudlthorif : hadist yang di riwayatkan dengan berbagai jalan , tertapi antara satu dengan yang lainnya saling bertentangan dengan sulit untuk dikompromikan pertentangan itu mungkin pada sanad dan mungkin pada matannya.
3.      Hadist Maqlub : hadist yang terdapat didalamnnya nama rawi atau bagian sanad yang terbaik –baik , atau bagian matannya.
4.      Hadsit Syaaz : hadist yang diriwatkan oleh orang-orang yang diterima periwayatnnya tetapi riwayatnya itu menyalahi riwayat yang lebih kuat.
5.      Hadsit Munkar: hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang dhaif , kemudian hadsit itu riwayat dan  isinya bertentangan dari yang diriwayatkan oleh orang-orang yang tsiqah.
6.      Hadist Matruk: Hadsit yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam meriwayatkan hadist , atau orang suka berdusta dalam berbicara , atau orang yang nyata-nyata berbuat fasiq[5]

KEHUJJAHAN HADIST DHA’IF

            Mengenai hadist dha’if , ada 2 pendapt tentang boleh atau tidaknya diamalkan, atau di jadikan hujjah, yakni :
  1. Imam Bukhori, Muslim, ibnu Hazm dan Abu Bakar ibnul Arabi menyatakan  hadist dha’if sama sekali tidak boleh diamalkan, atau dijadikan hujjah: baik untuk masalah yang berhubungan dengan hokum maupun untuk keutaman amal.
  2. Imam Ahmad  bin Hambal, Abdurrahman bin Mahdi dan Ibnu hajar Al-Asyqalani mengatakan,bahwa hadist dha’if dapat dijadikan hujjah hanya untuk dasar keutamaan amal , dengan syarat:
  1. Para Rawi yang meriwayatkan hadist itu , tidak terlalu lemah.
  2. Masalah yng dikemukakan oleh hadist itu , tidak mempunyai dasar pokok yang di etapkan oleh Al-Qur’an dan hadist Sahih.
  3. Tidak bertetntangan dengan dalil yang lebih kuat.

Prof. T.M. Hasbi mengingatkan , bahwa keutaman amal dalam hal ini, bukanlah dalam arti untuk penetapan suatu hukum sunnat yakni untuk menjelaskan tentang faedah dari suatu amal. Adapun penetapan hukum prof . Hasbi menjelaskan, para Ulama hadsit sepakat tidak menggunakan hadist dha’if sebagai hujjah atau dalilnya.
Dr. Muhamad Ajjaj Al-Khatib menyatakan , bahwa golongan yang menolak hadsit dha’if sebagai hujjah adalah golongan yang lebih selamat diantara kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa memangsangat perlu untuk mengetahui kualitas suatu hadist , agar terhindar dari pengamalan agama atau pengungkapan dalil agama yang berdasarkan pada hadsit dha’if. [6]

PENUTUP

Kesimpulan
       Dari pembahasan yang telah di uraikan di atas dapat di simpulkan bahwa Hadits Dha’if ialah Hadist yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai Hadits maqbul
( yang dapat di terima ), Demikian pula kedha’ifan suatu hadist karena tidak bersambung sanadnya, Hadist yang demikian di hukumi dha’if  karena identitas rawi yang tidak tercantum itu tidak di ketahui sehingga boleh  jadi ia adalah rawi yang tsiqat dan boleh jadi ia adalah rawi yang dha’if, seandainya ia rawi yang dha’if, maka boleh jadi ia melakukan kesalahan dalam meriwayatkannya.

DAFTAR PUSTAKA

  • Drs. H. Muhammad Ahmad – Drs. M. Mudzakir, Ulumul Hadits,
      PUSTAKA SETIA, Bandung 1998.
  • DR. NURUDDIN, Ulum Al-Hadits, PT REMAJA ROSDAKARYA,
           Bandung 1997.
  • Drs. M. Syuhudi Ismail, Pengantar ilmu hadits, ANGKASA, bandung 1987.
  • Drs. Abuddin nata, M. A. ALQUR’AN DAN HADITS, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 1996.


[1] Pengantar Ilmu Hadist , Drs. M. Syuhudy Ismail, Angkasa Bandung, 1994, hlm : 183.
[2] Ulumul hadist, Drs. M. Muhammad Ahmad, Drs. M . Muzakir. Pustaka setia. Bandung . 2000. hlm : 147.
[3] Ibid, hlm 147-148.
[4], Dr.Nuruddin, Ulumul Hadist 2, PT. Remaja Rosda karya, Bandung 1994, hlm : 148-174
[5] Drs. M. Syuhudi Ismail. Pengantar Ilmu Hadist Angkasa BAndung 1994, hlm : 184-186.
[6] Ibid hlm : 187-188.

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis

banner a href="http://www.justbeenpaid.com/?r=XHhV4Ln94t"> banner